artikel berbuat baik

Menjadi Pribadi Yang baik



Apakah anda pernah menemui sosok yang menyenangkan? bagaimana perasaan anda ketika bertemu dengan sosok-sosok menyenangkan itu? senang, nyaman, gembira atau ada perasaan lain yang bisa menggambarkannya? semua orang tentu suka dan bahagia dengan sosok yang menyenangkan, pribadi yang baik, santun dan penuh etika, atau adakah dari anda juga suka karena kedermawan nya? hem, patutlah itu di contoh, karena jika kita mencontoh yang baik maka sesungguhnya kebaikan itu akan kembali pada diri sendiri.


Firman Allah SWT: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,……”(QS. Al Isra [17} : 7)


Betapa menyenangkan ya kebaikan yang kita tanam nantinya akan kita petik sendiri, sebaliknya kejahatan juga akan kembali pada diri kita sendiri, jadi saudara tinggal pilih yang mana? kebaikan atau keburukan? semua akan di kembalikan kepada kita dan akan ada balasan bagi kita sendiri baik di dunia dan di akhirat.


Apabila kita mampu menyadari bahwa kebaikan bukan sekadar dalam tuntutan pergaulan hidup, tapi lebih sebagai bekal untuk hari kemudian (akhirat), maka kita akan menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya, melakukan amal shaleh, berbuat baik kepada siapa saja, yang sebenarnya itu merupakan investasi atau tabungan yang terbaik untuk akhirat kita kelak. Perhatikan firman Allah SWT berikuit ini: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr [59] :18)


Mungkin ada dari kita yang kadang melupakan, bahwa bagaimana kehidupan kita di dunia ini, akan sangat menentukan kehidupan kita di akhirat kelak. Perumpamaan hidup kita di dunia ini seperti seorang petani yang bercocok tanam, dan memetik hasil panennya nanti di akhirat. Apabila kita menanam kebaikan maka diakhirat nanti, kita pun akan menuai kebaikan juga. Dan bila kita menanam kejahatan, maka keburukanlah yang kita akan petik diakhirat kelak.


Namun bagi beberapa orang, kadang kesadaran itu larut dalam gemerlap dunia yang serba materialistis ini. Dimana kesuksesan diukur dari harta kekayaan yang dimiliki. Semua ini menyebabkan kita lebih banyak memikirkan dan berbuat untuk dunia kita saja. Inilah akhirnya, yang menyebabkan kita miskin bekal untuk akhirat nanti. Jika itu yang terjadi, maka penyesalanlah yang didapat. Padahal Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Al-Zalzalah:7-8)


Semoga kita termasuk orang yang sungguh-sungguh bekerja untuk akhirat. Karena dunia ini adalah rangkaian episode yang dijalani dan akan dilewati, tempat bekerja, berjuang dan tempat kita bercocok tanam. Bila kita menanam amal baik, maka buah yang akan dipanen pun akan baik pula. Begitupun sebaliknya, jika amal buruk yang kita semai, maka buah keburukan yang akan kita dapatkan. Karena itu, marilah kita menanam amal kebaikan sebanyak-banyaknya untuk kita panen di akhirat kelak.


Jadi apakah kita mau menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan? jika kita sendiri suka dengan orang yang memiliki kepribadian baik daripada kepribadian buruk, kenapa kita tidak mengikuti menjadi orang yang memiliki pribadi yang baik?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar